Puncak Festival Kali Brantas #4: Ruwatan Ekologis dan Doa untuk Sungai Kehidupan

DAERAH, WISATA68 Views

Malang, http://gajayanatvnews.com — Puncak perayaan Festival Kali Brantas #4 dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional digelar meriah dan penuh makna di Kampung Warna-Warni Jodipan, Minggu (27/7/2025). Acara yang berlangsung dari siang hingga malam ini menjadi penutup dari rangkaian panjang perayaan lintas kawasan, dari hulu ke hilir, yang melibatkan tujuh kampung tematik di Kota Malang.

Festival ini menyuguhkan kekayaan budaya lokal yang berpadu dengan semangat pelestarian lingkungan. Pengunjung disambut dengan Dolanan Lempung Brantas dari Kampung Keramik Dinoyo dan Grabah Penanggungan, serta kampanye “Nyanyian Kali Brantas” yang digelar serentak di Kampung Tridi, Putih, Lampion, dan Warna-Warni. Suasana makin semarak dengan alunan musik angklung dari Kampung Budaya Polowijen, dan penampilan memukau dari Miben Voice Group, anak-anak Supit Urang yang menyanyikan lagu dolanan bertema lingkungan.

Berbagai bentuk seni tari, dari Topeng Malangan, tari kreasi tradisi hingga tari modern, menghiasi panggung kampung, mengundang antusiasme pengunjung dan puluhan turis wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kampung warna warni ini tak henti henti mendokumentasikan setiap momentum perayaan.

Agus Kodar Pengelola Kampung warna warni mengaku bangga dan senang yang menjadi tuan rumah penyelenggara Festival Kali Brantas #4 di Kampung Warna Warni “Hampir tiap hari turis datang ke kampung ini kurang lebih 300 an dan kita informasikan ada festival, alhamdulilah mereka datang kembali dan terlibat di event ini”. Event ini terselenggara atas kolaborasi semua kampung tematik dan pengelola kampung ini.

Malam harinya, festival ditutup dengan ritual Nyadran Kali Brantas dan Ruwatan Wayang Topeng “Ronggeng Kali Brantas”, sebuah pentas seni sakral di tepi sungai sebagai bentuk doa bersama untuk keselamatan dan pemulihan ekologi sungai. Nyadran dipimpin oleh Ki Lelono dan Ibu Omie Solekhan, dengan tabur bunga dan atraksi penari Danyang, sebagai simbol permohonan keselamatan dari bencana banjir.

Kemudian dilanjutkan dengan ruwatan oleh Dalang Ki Dio Akbar, dimulai dari suluk, japa mantra, hingga tembang ruatan, lalu ditampilkan lakon “Ronggeng Tangis Kali Brantas”, yang menggambarkan kesedihan sungai akibat rusaknya ekosistem oleh ulah manusia.

Makna Mendalam Festival Kali Brantas #4 disampaikan oleh Penggagas Festival sekaligus Ketua Pokdarwis Kota Malang, Ki Demang atau Isa Wahyudi, bahwa penampilan wayang topeng di pinggir Kali Brantas ini adalah bentuk happening art yang menggabungkan ekspresi seni, spiritualitas, dan kepedulian ekologi. Menurutnya:

“Wayang topeng ini adalah penggambaran tangisan dari Brantas, suara dari alam yang selama ini kita abaikan. Festival ini bukan hanya panggung hiburan, tapi ruang kontemplasi kolektif tentang hubungan manusia dengan air sebagai sumber kehidupan.”

Festival Kali Brantas #4 tahun ini menjadi yang terbesar, digelar lintas kawasan, mulai dari Petik Tirta Amerta di hulu Sumber Brantas, Arboretum Kota Batu (25 Juli), dilanjutkan dengan Kenduren dan Larung Sesaji di Kampung Grabah Penanggungan (26 Juli), dan puncaknya pada (27 Juli) dengan aksi bersih-bersih Rijik-Rijik Kali Brantas yang dilakukan serempak di tujuh kampung: Kampung Keramik Dinoyo, Grabah Penanggungan, Kampung Putih, Tridi, Warna-Warni, Lampion, hingga Kampung Biru Arema.
Festival ini adalah perwujudan gotong royong, gugur gunung masyarakat lintas kampung dalam menjaga dan meruwat sungai sebagai nadi kehidupan. Kali Brantas tidak lagi sekadar aliran air, tapi juga ruang budaya, spiritualitas, dan solidaritas ekologis.

Catatannya Festival Kali Brantas #4 didukung oleh komunitas kampung tematik, pegiat budaya, pokdarwis, dan pelaku seni tradisi se-Malang Raya. Harapannya, peringatan Hari Sungai Nasional tidak berhenti di seremoni, tapi menjadi gerakan nyata menjaga sungai sebagai warisan bersama.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *