Peringati Hari Batik Nasional, Perajin Batik Kota Malang Ciptakan Sampur Tari Bermotif Tumpal Malang

DAERAH, NASIONAL118 Views

Malang, http://gajayanatvnews.com – Batik diakui oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Pengakuan ini mengukuhkan batik sebagai warisan dunia yang kaya akan nilai seni, budaya, dan identitas bangsa Indonesia. Karenanya tiap tanggal 2 Oktober hampir di setiap daerah, berbagai komunitas, instansi, dan lembaga turut memeriahkan serta memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional.

Tak terkecuali Asosiasi Perajin Batik Kota Malang, khususnya di Kecamatan Kedungkandang, yang menggelar Pelatihan Membatik Bagi Perempuan. Kegiatan ini difasilitasi oleh TP PKK Kecamatan Kedungkandang dan diselenggarakan di halaman belakang kantor kecamatan, pada Kamis (2/10/2025) di bawah pohon rindang yang menghadirkan suasana akrab dan inspiratif. Sebanyak 50 peserta dari perwakilan tiap kelurahan se-Kecamatan Kedungkandang turut serta dalam pelatihan ini.

Dukungan dari TP PKK Kecamatan Kedungkandang
Hannie Purwandari, Ketua TP PKK Kedungkandang, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas terselenggaranya kegiatan ini di momen Hari Batik Nasional.
“Pelatihan ini kelanjutan dari ditetapkannya Kelurahan Sawojajar sebagai rintisan sentra batik oleh Diskoperindag Kota Malang melalui Dekranasda Award. Tentu ini menginspirasi, dan semoga kelurahan lain bisa menyusul. Mendirikan sentra tidak mudah karena harus benar-benar ada perajin yang konsisten memproduksi batik di wilayahnya,” jelas Hannie, yang juga istri Camat Kedungkandang Fahmi Fauzan.

Menurut Hannie, potensi perajin batik di Kecamatan Kedungkandang cukup banyak. Salah satunya adalah Batik Buring, yang menjadi satu-satunya produsen batik alami di Kota Malang. Selain itu, wilayah Bumiayu dan Arjowinangun juga memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi sentra batik, apalagi di sana terdapat perajin difabel yang turut menggeluti dunia batik.

Proses Pelatihan dan Karya Batik Sampur Tari
Pelatihan sehari ini dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman, yaitu Yuharsita dari Bengkel Batik Sawojajar dan Fiko dari Hamparan Rintik Dinoyo. Para peserta diajak menekuni proses membatik mulai dari teknik mengeblat, mencanting, mewarna, hingga melorot.
Menariknya, karya batik yang dihasilkan para peserta difokuskan pada pembuatan selendang sampur tari dengan motif tumpal Malang yang terinspirasi dari relief Candi Jago, Tumpang.

Ki Demang, atau Isa Wahyudi selaku Ketua Asosiasi Perajin Batik Kota Malang, menegaskan makna filosofis dari motif tumpal yang diaplikasikan pada sampur tari.
“Makna filosofi tumpal untuk sampur bahwa dalam ragam gerak sampur ada seblak sampur. Hal itu menandakan bahwa tumpal adalah doa tolak balak, sehingga dalam menari ada gerakan seblak sampur yang membuang ke kiri dan ke kanan,” ungkapnya. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa batik tumpal sampur tari Malang ini akan didedikasikan bagi para seniman dan penari tradisional Malang. “Sehingga tari Malang mempunyai ciri khas batik Malang, salah satunya sampur,” tambah Ki Demang.

Makna Filosofis Motif Tumpal
Motif tumpal bukan sekadar ornamen visual, melainkan sarat makna. Filosofi tumpal pada selendang sampur tari Malang adalah simbol keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Bentuk segitiga runcingnya yang menyerupai gigi buaya melambangkan kekuatan, keteguhan, dan keseimbangan, layaknya gunung yang suci.
Tumpal juga diyakini sebagai penolak bala, membawa kekuatan magis untuk menolak segala keburukan dan bencana. Dalam dimensi kosmologis, tumpal menggambarkan keselarasan antara mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam semesta), dan metakosmos (dunia spiritual).

Festival Batik Malang Kedungkandang di Gelar 26 Oktober 2025
Sebagai rangkaian kegiatan, Hannie Purwandari mengumumkan bahwa pada 26 Oktober 2025 akan digelar Festival Batik Malang Kedungkandang. Acara ini dikemas dengan beragam kegiatan, di antaranya:
• Launching Sentra Batik Sawojajar
• Launching Griya Kriya Batik Topeng Ramah Difabel
• Launching Motif Batik Sampur Tari Malang
• Lomba Fashion Show Batik dan Parade Batik Kedungkandang
• Talkshow bersama DPRD
• Pameran batik dan instalasi seni batik
• Bazar UMKM dan workshop membatik
• Pagelaran seni tari, termasuk menari Beskalan bersama menggunakan sampur batik bermotif tumpal Malang

Festival ini diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat untuk semakin mencintai batik, memperkuat identitas budaya Malang, sekaligus mendukung perajin lokal dalam meningkatkan kreativitas dan produktivitasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *